Muroja’ah: Ust. Abu Salman
Tidur bagi muslimah merupakan saat yang
sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah
kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari
Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik.
Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang
diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?
Tidak tidur terlalu malam setelah sholat
isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah)
ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan
berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat
Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hendaknya tidur dalam keadaan sudah
berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi
pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana
wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim
No. 2710)
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di
atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan
tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi
kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah
di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no.
2710)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no.
5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi
perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya
(posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa
Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat terakhir dari surat
Al-Baqoroh.
c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu
ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua
telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai
dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali
(HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet.
Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur
dengan doa berikut:
باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika
arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha
bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku
meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila
Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau
melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu
yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan
At-Tirmidzi No. 3401)
Disunnahkan apabila hendak membalikkan
tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan
doa:
لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru
rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi
kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi
serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim
I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
Apabila merasa gelisah, risau, merasa
takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya
untuk berdoa sebagai berikut:
أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون
“A’udzu bikalimaatillahi attammati min
ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa
ayyahdhuruun.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya,
dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No.
3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata ketika hendak tidur,
berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu
‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam
sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai
celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No.
3497)
Hendaknya mengibaskan tempat tidur
(membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika
salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain
dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan
‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR.
Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No.
5050)
Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca
do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور
“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa
amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari
No. 6312 dan Muslim No. 2711)
Hendaknya menyucikan hati dari setiap
dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan
dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa menghisab
(mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan
perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera bertaubat dari seluruh
dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan
pada hari itu.
Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap
bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.
“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan
tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari
No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup
kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila
salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga
kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.”(HR.
Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan tiga kali,
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:“Apabila
salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke
dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No.
162 dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan perempuan hendaknya
dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan
memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali
menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan
Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang
terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga
kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya
dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat
bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur
berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)