Sabtu, 07 Januari 2012

MALAM

Ternyata perjalanan ini masih cukup panjang untuk diselesaikan. Masih cukup malam untuk membangunkan para penghuni bumi. Masih cukup dini untuk diberi tanda : THE END.
Perjalanan manusia memang tak selalu mulus adanya. Ada saatnya ia menemui portal, polisi tidur, para peminta sumbangan, jalan berlubang juga batu tajam. 
Ada saatnya ia begitu nyaman terus terlelap dininabobokan mimpi indah. Ada saatnya ia terpaksa harus terbangun ditampar dunia untuk membuka lebar matanya,
"Sadar! Kamu pemimpi yang tak tahu diri!", katanya.
Tapi mimpi indah selalu menang. Walau dunia berkali menampar, ia tetap kembali tertidur, terlelap dalam mimpi panjang yang entah sampai kapan kan berakhir. 

Jangankan pelabuhan, luasnya saja masih seperti tiada hingga.
Begitupun,
Mencintainya...
Terlalu indah untuk diakhiri. Terlalu muluk untuk diharapkan..

Kadang aku tak mengerti dengan apa yang ada di balik tempurungku ini. Berkali melihat kenyataan yang bagai kopi pahit. Tapi tak membuatku gentar untuk terus berharap, menikmati setiap waktu yang ada.
Aku ingin menikmati pahitnya. Biar saja. Biar orang berkata aku bodoh atau apa. Aku mencintaimu dengan caraku.. walau hanya tergapai hampa... Kenangan lebih mahal dari apapun, setidaknya berharga bagi satu pihak,yaitu aku.

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 07 Januari 2012

MALAM

Ternyata perjalanan ini masih cukup panjang untuk diselesaikan. Masih cukup malam untuk membangunkan para penghuni bumi. Masih cukup dini untuk diberi tanda : THE END.
Perjalanan manusia memang tak selalu mulus adanya. Ada saatnya ia menemui portal, polisi tidur, para peminta sumbangan, jalan berlubang juga batu tajam. 
Ada saatnya ia begitu nyaman terus terlelap dininabobokan mimpi indah. Ada saatnya ia terpaksa harus terbangun ditampar dunia untuk membuka lebar matanya,
"Sadar! Kamu pemimpi yang tak tahu diri!", katanya.
Tapi mimpi indah selalu menang. Walau dunia berkali menampar, ia tetap kembali tertidur, terlelap dalam mimpi panjang yang entah sampai kapan kan berakhir. 

Jangankan pelabuhan, luasnya saja masih seperti tiada hingga.
Begitupun,
Mencintainya...
Terlalu indah untuk diakhiri. Terlalu muluk untuk diharapkan..

Kadang aku tak mengerti dengan apa yang ada di balik tempurungku ini. Berkali melihat kenyataan yang bagai kopi pahit. Tapi tak membuatku gentar untuk terus berharap, menikmati setiap waktu yang ada.
Aku ingin menikmati pahitnya. Biar saja. Biar orang berkata aku bodoh atau apa. Aku mencintaimu dengan caraku.. walau hanya tergapai hampa... Kenangan lebih mahal dari apapun, setidaknya berharga bagi satu pihak,yaitu aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


 

R324 | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform